Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke atau diabetes menghabiskan biaya kesehatan yang tidak sedikit, padahal penyakit kronis tersebut dapat kita hindari dengan mengubah gaya hidup dan pola makan yang sehat.
Seperti halnya makanan yang mengandung gula. Asupan gula yang kurang maupun berlebih mempunyai dampak pada sistem metabolisme tubuh. Konsumsi gula dapat mengakibatkan insulin menjadi resisten, yaitu tidak mampu menjalankan tugasnya dalam metabolisme gula menjadi energi sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) yang beresiko terhadap terjadinya kegemukan (obesitas) dan diabetes melitus.
Perlu diperhatikan bahwa diabetes yang tidak terkontrol akan beresiko menganggu organ tubuh lainnya seperti jantung, ginjal dan lain-lain.
Lalu bagaimana dengan mengkonsumsi garam berlebih? Konsumsi garam yang kurang maupun berlebih tentu akan berpengaruh pada kesehatan tubuh.
Asupan garam kurang dapat menyebabkan natrium dalam sel rendah sehingga fungsi natrium untuk menahan cairan dalam sel terganggu, maka tubuh dapat mengalami dehidrasi dan kehilangan nafsu makan.
Sebaliknya, jika asupan garam berlebih akan meningkatkan jumlah natrium dalam sel dan menganggu keseimbangan cairan. Masuknya cairan ke dalam sel akan mengecilkan diameter pembuluh darah arteri sehingga jantung harus memompa darah lebih kuat yang berakibat meningkatnya tekanan darah.
Peningkatan tekanan darah berpengaruh pada peningkatan kerja jantung, yang akhirnya akan meningkatkan resiko mengalami serangan jantung dan stroke.
Begitupun dengan konsumi lemak berlebih dapat berpengaruh pada penderita Penyakit Tidak Menular (PTM). Jika konsumsi lemak kurang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan penurunan imunitas terhadap penyakit.
Apabila konsumsi lemak jenuh diatas 10% dari energi total akan beresiko meningkatkan kadar LDL yang berperan membawa kolesterol ke pembuluh darah koroner. Pembuluh darah koroner akan mengalami penyempitan (atherosclerosis) dan dalam keadaan tertentu akan menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Sumber : Kemenkes RI