M. Fathir Alrizky (4 bulan), bayi penderita bibir sumbing berhasil menjalani operasi di RSUD Taman Husada Bontang pada hari Senin (13/01/2020). Menurut dokter penanggung jawab pasien, drg. Sabella Trinolaurig, Sp. BM operasi berjalan baik.
“Fathir lahir di RSUD Bontang dengan kondisi bibir sumbing, untuk operasi celah bibir sudah bisa dilakukan disini (RSUD) sehingga tidak perlu lagi dirujuk ke luar kota” ujar Bella.
drg. Sabella juga menyebutkan ada beberapa persayaratan yang perlu diperhatikan sebelum dilakukan operasi (rule of ten), antara lain berat badan minimal 10 pon (5 kg), usia 10 minggu, dan Hb minimal 10 g/dL.
Saat ditemui di Ruang Cempaka RSUD Taman Husada Bontang, Windrawati selaku ibunda Fathir mengaku sangat bahagia karena operasi berjalan lancar.
“saya senang sekali, operasi bisa disini (RSUD) tidak perlu ke samarinda. Dokter dan perawatnya juga ramah” ujar Windrawati.
Setelah operasi, Fathir masih harus kontrol rutin di klinik gigi selama satu minggu untuk mengganti perban.
“Operasi ini merupakan tahap pertama, yaitu operasi celah bibir. Masih perlu dilakukan operasi celah langit yang bisa dilakukan saat usia 1,5 tahun dan operasi celah gusi pada usia 9 tahun” papar Bella.
Celah bibir dan palatum adalah defek yang sering ditemukan di seluruh dunia. Celah palatum dapat terjadi sendiri (CP) atau disertai dengan celah bibir (CBP). Insidensi dari CBP adalah 1 : 750 kelahiran dan CP adalah 1 : 2.500 pada populasi Kaukasoid.
Deformitas celah bibir dan langit-langit merupakan kelainan kongenital yang memerlukan pengelolaan secara komprehensip dalam waktu yang lama dan meliputi perawatan dari berbagai disiplin kedokteran dan kedokteran gigi. Pasien dengan celah bibir dan langit-langit mempunyai sejumlah masalah yang saling berhubungan meliputi deformitas anatomik dasar, defisiensi pertumbuhan wajah, masalah gigi geligi, masalah bicara, masalah pendengaran, kelainan psikologis dan anomali kongenital.
Celah bibir dan palatum adalah suatu kondisi kompleks dan multifaktorial. Celah palatum terjadi akibat faktor genetik, faktor lingkungan, ataupun kombinasi dari kedua faktor tersebut yang mempengaruhi embriogenesis pada minggu keenam hingga kesembilan kehamilan. Faktor genetik meliputi mutasi dari gen tunggal (TBX22, IRF6, MSX 1), delesi dari kromosom, dan teratogen. Faktor lingkungan yang sering dikaitkan dengan CBP adalah paparan obat (thalidomide, aminopterin, phenytoin, antikonvulsan), radiasi, merokok, konsumsi alkohol selama trimester pertama kehamilan, dan kekurangan nutrisi selama kehamilan (defisiensi asam folat).
Tindakan pembedahan adalah salah satu cara untuk memperbaiki deformitas celah bibir. Tindakan ini diharapkan dapat mengembalikan fungsi anatomi, fungsional dan kosmetik mendekati normal.